Archive for August 2012
Kisah Motivasi 13: AJAL mu belum TIBA
Seorang
lelaki sedang berkunjung ke pedalaman Amazon tiba2 saja dikepung
sekelompok primitif yang kehausan darah. "Oo... Tuhan matilah aku... "
jeritnya.
Tiba2 dari langit muncul kilauan cahaya.. dan terdengar suara bergema : Tidak anakku... ajalmu masih belum tiba. Ambillah batu dekat kakimu itu dan pukul kepala pemimpin mereka yang berdiri didepanmu itu".
Si pengembara itupun mengambil batu dan menyerang pemimpin primitif itu, dan memukul batu itu ke kepala pemimpin sekuat tenaganya... lalu pemimpin itu mati.. Dia berdiri diatas mayat pemimpin...
Ketika itu 100 orang primitif yang mengepungnya sangat marah kerana melihat pemimpinnya terbunuh.
Kilauan dari langit itu muncul sekali lagi dengan suara bergema : "Nah... sekarang... baru ajalmu tiba anakku... " haaahaaaaayyy...
Tiba2 dari langit muncul kilauan cahaya.. dan terdengar suara bergema : Tidak anakku... ajalmu masih belum tiba. Ambillah batu dekat kakimu itu dan pukul kepala pemimpin mereka yang berdiri didepanmu itu".
Si pengembara itupun mengambil batu dan menyerang pemimpin primitif itu, dan memukul batu itu ke kepala pemimpin sekuat tenaganya... lalu pemimpin itu mati.. Dia berdiri diatas mayat pemimpin...
Ketika itu 100 orang primitif yang mengepungnya sangat marah kerana melihat pemimpinnya terbunuh.
Kilauan dari langit itu muncul sekali lagi dengan suara bergema : "Nah... sekarang... baru ajalmu tiba anakku... " haaahaaaaayyy...
Kisah Motivasi 12: Seorang Pengemis
Seorang manager prusahaan tengah makan siang dan sedang ngobrol sama pengemis di warung soto.
Manager : pak, cape ya abis ngemis..? Laper ya pak..?
Pengemis : biasa aja tuh, hari ini udh makan 3x.
Manager : loh..? uang nya cuman buat makan bapak? anak dan istri di rumah makan apa?8-|
Pengemis : kayak org susah aja..! istri dan anak saya lg di restoran tau! Tadi barusan telpon saya, mereka lagi makan di Kuningan./
Manager sampai kebingungan dan berkata : emank bapak ngemis 1 hari dapet brp..?:/
Pengemis : nih ya.. Saya kasi tau..!!
Saya ngemis dari jam 07.00-17.00.
Lampu merah atau hijau waktu nya 60 detik. Setiap 60 detik paling ngak saya bisa dapet 2.000./
1 jam = 60 kali lampu merah/hijau
60 x 2.000 = 120.000 /jam
1 hari saya kerja 10 jam, 1 jam buat istirahat jadi 9jam.
9 jam x 120.000 = 1.080.000/hari.
1 bulan saya kerja 26 hari.
26 hari x 1.080.000 = 28.080.000/bulan)
Manager sampai kaget dan bengong mendengar crita pengemis itu..
Pengemis berkata : emank mas jadi manager, gaji per bulannya brp..?3-|
Manager : 15.000.000
Pengemis : ijasah..?
Manager : S1:'(
Pengemis : pasti abis banyak duit buat kuliah, blom lg kerja kena marah ama boss. Tu kepala penuh isinya soal kerjaan mulu. Mending mas ngemis aja. Biar kaya sperti saya. Saya ngemis udh 10 tahun dan sudah keliling dunia.
Manager : pak, cape ya abis ngemis..? Laper ya pak..?
Pengemis : biasa aja tuh, hari ini udh makan 3x.
Manager : loh..? uang nya cuman buat makan bapak? anak dan istri di rumah makan apa?8-|
Pengemis : kayak org susah aja..! istri dan anak saya lg di restoran tau! Tadi barusan telpon saya, mereka lagi makan di Kuningan./
Manager sampai kebingungan dan berkata : emank bapak ngemis 1 hari dapet brp..?:/
Pengemis : nih ya.. Saya kasi tau..!!
Saya ngemis dari jam 07.00-17.00.
Lampu merah atau hijau waktu nya 60 detik. Setiap 60 detik paling ngak saya bisa dapet 2.000./
1 jam = 60 kali lampu merah/hijau
60 x 2.000 = 120.000 /jam
1 hari saya kerja 10 jam, 1 jam buat istirahat jadi 9jam.
9 jam x 120.000 = 1.080.000/hari.
1 bulan saya kerja 26 hari.
26 hari x 1.080.000 = 28.080.000/bulan)
Manager sampai kaget dan bengong mendengar crita pengemis itu..
Pengemis berkata : emank mas jadi manager, gaji per bulannya brp..?3-|
Manager : 15.000.000
Pengemis : ijasah..?
Manager : S1:'(
Pengemis : pasti abis banyak duit buat kuliah, blom lg kerja kena marah ama boss. Tu kepala penuh isinya soal kerjaan mulu. Mending mas ngemis aja. Biar kaya sperti saya. Saya ngemis udh 10 tahun dan sudah keliling dunia.
Kisah Motivasi 11: Segelas Cangkir KOPI
Dalam
sebuah acara reuni, beberapa alumni menjumpai guru sekolah mereka dulu.
Melihat para alumni tersebut ramai-ramai membicarakan kesuksesan
mereka, guru tersebut segera ke dapur dan mengambil seteko kopi panas
dan beberapa cangkir kopi yang berbeda-beda. Mulai dari cangkir yang
terbuat dari kristal, kaca, melamin dan plastik. Guru tersebut menyuruh
para alumni untuk mengambil cangkir & mengisinya dengan kopi.
Setelah masing-masing alumni sudah mengisi cangkirnya dengan kopi, guru
berkata, "Perhatikanlah bahwa kalian semua memilih cangkir yang bagus
dan kini yang tersisa hanyalah cangkir yang murah dan tidak menarik.
Memilih hal yang terbaik adalah wajar & manusiawi. Namun
persoalannya, ketika kalian tidak mendapatkan cangkir yang bagus
perasaan kalian mulai terganggu. Kalian secara otom...atis melihat
cangkir yang dipegang orang lain & mulai membandingkannya. Pikiran
kalian terfokus pada cangkir, padahal yang kalian nikmati bukanlah
cangkirnya melainkan kopinya."Hidup kita seperti kopi dalam analogi tsb
di atas, sedangkan cangkirnya adalah pekerjaan, jabatan, dan harta benda
yang kita miliki. Pesan moralnya, jangan pernah membiarkan cangkir
mempengaruhi kopi yang kita nikmati. Cangkir bukanlah yang utama,
kualitas kopi itulah yang terpenting. Jangan berpikir bahwa kekayaan
yang melimpah, karier yang bagus & pekerjaan yang mapan merupakan
jaminan kebahagian. Itu konsep yang sangat keliru. Kualitas hidup kita
ditentukan oleh "Apa yang ada di dalam" bukan "Apa yang kelihatan dari
luar". Apa gunanya kita memiliki segalanya, namun kita tidak pernah
merasakan damai, sukacita, dan kebahagian di dalam kehidupan kita? Itu
sangat menyedihkan, karena itu sama seperti kita menikmati kopi basi
yang disajikan di sebuah cangkir kristal yang mewah dan mahal."Kunci
menikmati kopi bukanlah seberapa bagus cangkirnya, tetapi seberapa bagus
kualitas kopinya.".....S'lamat menikmati secangkir kopi.
Kisah Motivasi 10: Sudahkah Kita Menyayangi IBU??
Di
jepang dulu pernah ada tradisi membuang org yg sudah tua ke hutan.. Mrk
yg dibuang adalah org tua yg sudah tdk berdaya sehingga tdk memberatkan
kehidupan anak2nya.. Pd suatu hari ada seorg pemuda yg berniat membuang
ibunya kehutan, krn si Ibu tlh lumpuh ∂άϞ agak pikun.. Si pemuda tampak
bergegas menyusuri hutan sambil menggendong ibunya. Si Ibu yg kelihatan
tak berdaya berusaha menggapai setiap ranting pohon yang bisa diraihnya
lalu mematahkannya ∂άϞ menaburkannya disepanjang jalan yg mereka lalui.
Sesampai didalam hutan yg sangat lebat, si anak menurunkan Ibu tsb ∂άϞ
mengucapkan kata perpisahan sambil berusaha menahan sedih krn ternyata
dia tdk menyangka tega melakukan perbuatan ini terhdp Ibunya.. Justru si
Ibu yang tampak tegar, dalam senyumnya dia berkata 'Anakku, Ibu sangat
menyayangimu. Sejak kau kecil sampai dewasa Ibu selalu merawatmu dgn
segenap cintaku. Bahkan sampai hari ini rasa sayangku tdk berkurang
sedikitpun. Tadi Ibu sdh menandai sepanjang jalan yg kita lalui dgn
ranting2 kayu. Ibu takut kau tersesat, ikutilah tanda itu agar kau
selamat sampai dirumah..' Setelah mendengar kata2 tsb, si anak menangis
dgn sangat keras, kemudian langsung memeluk ibunya dan kembali
menggendongnya utk membawa si Ibu pulang kermh. Pemuda tsb akhirnya
merawat Ibu yg sangat mengasihinya sampai Ibunya meninggal.. 'Orang tua'
bukan barang rongsokan yg bisa dibuang atau diabaikan setelah terlihat
tdk berdaya.. Krn pd saat engkau Sukses atau saat engkau dlm keadaan
SuSaH, hanya 'orang tua' yg mengerti kita ∂άϞ batinnya akan menderita
kalau kita susah.. 'Org tua' kita tdk pernah meninggalkan kita,
bagaimanapun keadaan kita, walaupun kita pernah kurang ajar kpd orang
tua.. Namun Bapak ∂άϞ Ibu kita akan tetap mengasihi kita.. Mulai
sekarang mari kita lebih mengasihi org tua kita selagi mereka masih
hidup.. Bantu kirim yg merasa sayang sama orgtua.
Kisah Motivasi 9: 3 Bulan Tidak Menatap Wajah Suami
PPernikahan
itu telah berjalan empat (4) tahun, namun pasangan suami istri itu
belum dikaruniai seorang anak. Dan mulailah kanan kiri berbisik-bisik:
“kok belum punya anak juga ya, masalahnya di siapa ya? Suaminya atau
istrinya ya?”. Dari berbisik-bisik, akhirnya menjadi berisik.
Tanpa sepengetahuan siapa pun, suami istri itu pergi ke salah seorang dokter untuk konsultasi, dan melakukan pemeriksaaan. Hasil lab mengatakan bahwa sang istri adalah seorang wanita yang mandul, sementara sang suami tidak ada masalah apa pun dan tidak ada harapan bagi sang istri untuk sembuh dalam arti tidak peluang baginya untuk hamil dan mempunyai anak.
Melihat hasil seperti itu, sang suami mengucapkan: inna lillahi wa inna ilaihi raji’un, lalu menyambungnya dengan ucapan: Alhamdulillah.
Sang suami seorang diri memasuki ruang dokter dengan membawa hasil lab dan sama sekali tidak memberitahu istrinya dan membiarkan sang istri menunggu di ruang tunggu perempuan yang terpisah dari kaum laki-laki.
Sang suami berkata kepada sang dokter: “Saya akan panggil istri saya untuk masuk ruangan, akan tetapi, tolong, nanti anda jelaskan kepada istri saya bahwa masalahnya ada di saya, sementara dia tidak ada masalah apa-apa.
Kontan saja sang dokter menolak dan terheran-heran. Akan tetapi sang suami terus memaksa sang dokter, akhirnya sang dokter setuju untuk mengatakan kepada sang istri bahwa masalah tidak datangnya keturunan ada pada sang suami dan bukan ada pada sang istri.
Sang suami memanggil sang istri yang telah lama menunggunya, dan tampak pada wajahnya kesedihan dan kemuraman. Lalu bersama sang istri ia memasuki ruang dokter. Maka sang dokter membuka amplop hasil lab, lalu membaca dan mentelaahnya, dan kemudian ia berkata: “… Oooh, kamu –wahai fulan- yang mandul, sementara istrimu tidak ada masalah, dan tidak ada harapan bagimu untuk sembuh.
Mendengar pengumuman sang dokter, sang suami berkata: inna lillahi wa inna ilaihi raji’un, dan terlihat pada raut wajahnya wajah seseorang yang menyerah kepada qadha dan qadar Allah SWT.
Lalu pasangan suami istri itu pulang ke rumahnya, dan secara perlahan namun pasti, tersebarlah berita tentang rahasia tersebut ke para tetangga, kerabat dan sanak saudara.
Lima (5) tahun berlalu dari peristiwa tersebut dan sepasang suami istri bersabar, sampai akhirnya datanglah detik-detik yang sangat menegangkan, di mana sang istri berkata kepada suaminya: “Wahai fulan, saya telah bersabar selama
Sembilan (9) tahun, saya tahan-tahan untuk bersabar dan tidak meminta cerai darimu, dan selama ini semua orang berkata:” betapa baik dan shalihah-nya sang istri itu yang terus setia mendampingi suaminya selama Sembilan tahun, padahal dia tahu kalau dari suaminya, ia tidak akan memperoleh keturunan”. Namun, sekarang rasanya saya sudah tidak bisa bersabar lagi, saya ingin agar engkau segera menceraikan saya, agar saya bisa menikah dengan lelaki lain dan mempunyai keturunan darinya, sehingga saya bisa melihat anak-anakku, menimangnya dan mengasuhnya.
Mendengar emosi sang istri yang memuncak, sang suami berkata: “istriku, ini cobaan dari Allah SWT, kita mesti bersabar, kita mesti …, mesti … dan mesti …”. Singkatnya, bagi sang istri, suaminya malah berceramah di hadapannya.
Akhirnya sang istri berkata: “OK, saya akan tahan kesabaranku satu tahun lagi, ingat, hanya satu tahun, tidak lebih”. Sang suami setuju, dan dalam dirinya, dipenuhi harapan besar, semoga Allah SWT memberi jalan keluar yang terbaik bagi keduanya.
Beberapa hari kemudian, tiba-tiba sang istri jatuh sakit, dan hasil lab mengatakan bahwa sang istri mengalami gagal ginjal. Mendengar keterangan tersebut, jatuhnya psikologis sang istri, dan mulailah memuncak emosinya. Ia berkata kepada suaminya: “Semua ini gara-gara kamu, selama ini aku menahan kesabaranku, dan jadilah sekarang aku seperti ini, kenapa selama ini kamu tidak segera menceraikan saya, saya kan ingin punya anak, saya ingin memomong dan menimang bayi, saya kan … saya kan …”. Sang istri pun bad rest di rumah sakit.
Di saat yang genting itu, tiba-tiba suaminya berkata: “Maaf, saya ada tugas keluar negeri, dan saya berharap semoga engkau baik-baik saja”. “Haah, pergi?”. Kata sang istri. “Ya, saya akan pergi karena tugas dan sekalian mencari donatur ginjal, semoga dapat”. Kata sang suami.
Sehari sebelum operasi, datanglah sang donatur ke tempat pembaringan sang istri. Maka disepakatilah bahwa besok akan dilakukan operasi pemasangan ginjal dari sang donatur.
Saat itu sang istri teringat suaminya yang pergi, ia berkata dalam dirinya: “Suami apa an dia itu, istrinya operasi, eh dia malah pergi meninggalkan diriku terkapar dalam ruang bedah operasi”.
Operasi berhasil dengan sangat baik. Setelah satu pekan, suaminya datang, dan tampaklah pada wajahnya tanda-tanda orang yang kelelahan.
Ketahuilah bahwa sang donatur itu tidak ada lain orang melainkan sang suami itu sendiri. Ya, suaminya telah menghibahkan satu ginjalnya untuk istrinya, tanpa sepengetahuan sang istri, tetangga dan siapa pun selain dokter yang dipesannya agar menutup rapat rahasia tersebut.
Dan subhanallah …
Setelah Sembilan (9) bulan dari operasi itu, sang istri melahirkan anak. Maka bergembiralah suami istri tersebut, keluarga besar dan para tetangga.
Suasana rumah tangga kembali normal, dan sang suami telah menyelesaikan studi S2 dan S3-nya di sebuah fakultas syari’ah dan telah bekerja sebagai seorang panitera di sebuah pengadilan di Jeddah. Ia pun telah menyelesaikan hafalan Al-Qur’an dan mendapatkan sanad dengan riwayat Hafs, dari ‘Ashim.
Pada suatu hari, sang suami ada tugas dinas jauh, dan ia lupa menyimpan buku hariannya dari atas meja, buku harian yang selama ini ia sembunyikan. Dan tanpa sengaja, sang istri mendapatkan buku harian tersebut, membuka-bukanya dan membacanya.
Hampir saja ia terjatuh pingsan saat menemukan rahasia tentang diri dan rumah tangganya. Ia menangis meraung-raung. Setelah agak reda, ia menelpon suaminya, dan menangis sejadi-jadinya, ia berkali-kali mengulang permohonan maaf dari suaminya. Sang suami hanya dapat membalas suara telpon istrinya dengan menangis pula.
Dan setelah peristiwa tersebut, selama tiga bulanan, sang istri tidak berani menatap wajah suaminya. Jika ada keperluan, ia berbicara dengan menundukkan mukanya, tidak ada kekuatan untuk memandangnya sama sekali.
Tanpa sepengetahuan siapa pun, suami istri itu pergi ke salah seorang dokter untuk konsultasi, dan melakukan pemeriksaaan. Hasil lab mengatakan bahwa sang istri adalah seorang wanita yang mandul, sementara sang suami tidak ada masalah apa pun dan tidak ada harapan bagi sang istri untuk sembuh dalam arti tidak peluang baginya untuk hamil dan mempunyai anak.
Melihat hasil seperti itu, sang suami mengucapkan: inna lillahi wa inna ilaihi raji’un, lalu menyambungnya dengan ucapan: Alhamdulillah.
Sang suami seorang diri memasuki ruang dokter dengan membawa hasil lab dan sama sekali tidak memberitahu istrinya dan membiarkan sang istri menunggu di ruang tunggu perempuan yang terpisah dari kaum laki-laki.
Sang suami berkata kepada sang dokter: “Saya akan panggil istri saya untuk masuk ruangan, akan tetapi, tolong, nanti anda jelaskan kepada istri saya bahwa masalahnya ada di saya, sementara dia tidak ada masalah apa-apa.
Kontan saja sang dokter menolak dan terheran-heran. Akan tetapi sang suami terus memaksa sang dokter, akhirnya sang dokter setuju untuk mengatakan kepada sang istri bahwa masalah tidak datangnya keturunan ada pada sang suami dan bukan ada pada sang istri.
Sang suami memanggil sang istri yang telah lama menunggunya, dan tampak pada wajahnya kesedihan dan kemuraman. Lalu bersama sang istri ia memasuki ruang dokter. Maka sang dokter membuka amplop hasil lab, lalu membaca dan mentelaahnya, dan kemudian ia berkata: “… Oooh, kamu –wahai fulan- yang mandul, sementara istrimu tidak ada masalah, dan tidak ada harapan bagimu untuk sembuh.
Mendengar pengumuman sang dokter, sang suami berkata: inna lillahi wa inna ilaihi raji’un, dan terlihat pada raut wajahnya wajah seseorang yang menyerah kepada qadha dan qadar Allah SWT.
Lalu pasangan suami istri itu pulang ke rumahnya, dan secara perlahan namun pasti, tersebarlah berita tentang rahasia tersebut ke para tetangga, kerabat dan sanak saudara.
Lima (5) tahun berlalu dari peristiwa tersebut dan sepasang suami istri bersabar, sampai akhirnya datanglah detik-detik yang sangat menegangkan, di mana sang istri berkata kepada suaminya: “Wahai fulan, saya telah bersabar selama
Sembilan (9) tahun, saya tahan-tahan untuk bersabar dan tidak meminta cerai darimu, dan selama ini semua orang berkata:” betapa baik dan shalihah-nya sang istri itu yang terus setia mendampingi suaminya selama Sembilan tahun, padahal dia tahu kalau dari suaminya, ia tidak akan memperoleh keturunan”. Namun, sekarang rasanya saya sudah tidak bisa bersabar lagi, saya ingin agar engkau segera menceraikan saya, agar saya bisa menikah dengan lelaki lain dan mempunyai keturunan darinya, sehingga saya bisa melihat anak-anakku, menimangnya dan mengasuhnya.
Mendengar emosi sang istri yang memuncak, sang suami berkata: “istriku, ini cobaan dari Allah SWT, kita mesti bersabar, kita mesti …, mesti … dan mesti …”. Singkatnya, bagi sang istri, suaminya malah berceramah di hadapannya.
Akhirnya sang istri berkata: “OK, saya akan tahan kesabaranku satu tahun lagi, ingat, hanya satu tahun, tidak lebih”. Sang suami setuju, dan dalam dirinya, dipenuhi harapan besar, semoga Allah SWT memberi jalan keluar yang terbaik bagi keduanya.
Beberapa hari kemudian, tiba-tiba sang istri jatuh sakit, dan hasil lab mengatakan bahwa sang istri mengalami gagal ginjal. Mendengar keterangan tersebut, jatuhnya psikologis sang istri, dan mulailah memuncak emosinya. Ia berkata kepada suaminya: “Semua ini gara-gara kamu, selama ini aku menahan kesabaranku, dan jadilah sekarang aku seperti ini, kenapa selama ini kamu tidak segera menceraikan saya, saya kan ingin punya anak, saya ingin memomong dan menimang bayi, saya kan … saya kan …”. Sang istri pun bad rest di rumah sakit.
Di saat yang genting itu, tiba-tiba suaminya berkata: “Maaf, saya ada tugas keluar negeri, dan saya berharap semoga engkau baik-baik saja”. “Haah, pergi?”. Kata sang istri. “Ya, saya akan pergi karena tugas dan sekalian mencari donatur ginjal, semoga dapat”. Kata sang suami.
Sehari sebelum operasi, datanglah sang donatur ke tempat pembaringan sang istri. Maka disepakatilah bahwa besok akan dilakukan operasi pemasangan ginjal dari sang donatur.
Saat itu sang istri teringat suaminya yang pergi, ia berkata dalam dirinya: “Suami apa an dia itu, istrinya operasi, eh dia malah pergi meninggalkan diriku terkapar dalam ruang bedah operasi”.
Operasi berhasil dengan sangat baik. Setelah satu pekan, suaminya datang, dan tampaklah pada wajahnya tanda-tanda orang yang kelelahan.
Ketahuilah bahwa sang donatur itu tidak ada lain orang melainkan sang suami itu sendiri. Ya, suaminya telah menghibahkan satu ginjalnya untuk istrinya, tanpa sepengetahuan sang istri, tetangga dan siapa pun selain dokter yang dipesannya agar menutup rapat rahasia tersebut.
Dan subhanallah …
Setelah Sembilan (9) bulan dari operasi itu, sang istri melahirkan anak. Maka bergembiralah suami istri tersebut, keluarga besar dan para tetangga.
Suasana rumah tangga kembali normal, dan sang suami telah menyelesaikan studi S2 dan S3-nya di sebuah fakultas syari’ah dan telah bekerja sebagai seorang panitera di sebuah pengadilan di Jeddah. Ia pun telah menyelesaikan hafalan Al-Qur’an dan mendapatkan sanad dengan riwayat Hafs, dari ‘Ashim.
Pada suatu hari, sang suami ada tugas dinas jauh, dan ia lupa menyimpan buku hariannya dari atas meja, buku harian yang selama ini ia sembunyikan. Dan tanpa sengaja, sang istri mendapatkan buku harian tersebut, membuka-bukanya dan membacanya.
Hampir saja ia terjatuh pingsan saat menemukan rahasia tentang diri dan rumah tangganya. Ia menangis meraung-raung. Setelah agak reda, ia menelpon suaminya, dan menangis sejadi-jadinya, ia berkali-kali mengulang permohonan maaf dari suaminya. Sang suami hanya dapat membalas suara telpon istrinya dengan menangis pula.
Dan setelah peristiwa tersebut, selama tiga bulanan, sang istri tidak berani menatap wajah suaminya. Jika ada keperluan, ia berbicara dengan menundukkan mukanya, tidak ada kekuatan untuk memandangnya sama sekali.
Kisah Motivasi 8: Seorang Pengusaha dan Malaikat
Seorang
pengusaha sukses jatuh di kamar mandi dan akhirnya stroke, sudah 7
malam dirawat di RS di ruang ICU. Disaat orang-orang terlelap dalam
mimpi malam, dalam dunia Roh seorang Malaikat menghampiri si pengusaha
yang terbaring tak berdaya.
Malaikat memulai pembicaraan, "kalau dalam waktu 24 jam ada 50 orang berdoa buat kesembuhanmu, maka kau akan hidup dan sebaliknya jika dalam 24 jam jumlah yang aku tetapkan belum terpenuhi, itu artinya kau akan meninggal dunia!
"Kalau hanya mencari 50 orang, itu mah gampang ... " kata si pengusaha ini dengan yakinnya.
Setelah itu Malaikat pun pergi dan berjanji akan datang 1 jam sebelum batas waktu yang sudah disepakati.
Tepat pukul 23:00, Malaikat kembali merngunjunginya; dengan antusiasnya si pengusaha bertanya, "apakah besok pagi aku sudah pulih? pastilah banyak yang berdoa buat aku, jumlah karyawan yang aku punya lebih dari 2000 orang, jadi kalau hanya mencari 50 orang yang berdoa pasti bukan persoalan yang sulit".
Dengan lembut si Malaikat berkata, "anakku, aku sudah berkeliling mencari suara hati yang berdoa buatmu tapi sampai saat ini baru 3 orang yang berdoa buatmu, sementara waktu mu tinggal 60 menit lagi, rasanya mustahil kalau dalam waktu dekat ini ada 50 orang yang berdoa buat kesembuhanmu".
Tanpa menunggu reaksi dari si pengusaha, si Malaikat menunjukkan layer besar berupa TV siapa 3 orang yang berdoa buat kesembuhannya. Di layar itu terlihat wajah duka dari sang istri, di sebelahnya ada 2 orang anak kecil, putra putrinya yang berdoa dengan khusuk dan tampak ada tetesan air mata di pipi mereka".
Kata Malaikat, "aku akan memberitahukanmu, kenapa Tuhan rindu memberikanmu kesempatan kedua? itu karena doa istrimu yang tidak putus-putus berharap akan kesembuhanmu"
Kembali terlihat dimana si istri sedang berdoa jam 2:00 subuh," Tuhan, aku tau kalau selama hidupnya suamiku bukanlah suami atau ayah yang baik! Aku tau dia sudah mengkhianati pernikahan kami, aku tau dia tidak jujur dalam bisnisnya, dan kalaupun dia memberikan sumbangan, itu hanya untuk popularitas saja untuk menutupi perbuatannya yang tidak benar dihadapanMu, tapi Tuhan, tolong pandang anak-anak yang telah Engkau titipkan pada kami, mereka masih membutuhkan seorang ayah dan hamba tidak mampu membesarkan mereka seorang diri." Dan setelah itu istrinya berhenti berkata-kata tapi air matanya semakin deras mengalir di pipinya yang kelihatan tirus karena kurang istirahat".
Melihat peristiwa itu, tanpa terasa, air mata mengalir di pipi pengusaha ini . . . timbul penyesalan bahwa selama ini dia bukanlah suami yang baik dan ayah yang menjadi contoh bagi anak-anaknya, dan malam ini dia baru menyadari betapa besar cinta istri dan anak-anak padanya.
Waktu terus bergulir, waktu yang dia miliki hanya 10 menit lagi, melihat waktu yang makin sempit semakin menangislah si pengusaha ini, penyesalan yang luar biasa tapi waktunya sudah terlambat! tidak mungkin dalam waktu 10 menit ada yang berdoa 47 orang!
Dengan setengah bergumam dia bertanya, "apakah diantara karyawanku, kerabatku, teman bisnisku, teman organisasiku tidak ada yang berdoa buatku?"
Jawab si Malaikat,'" ada beberapa yang berdoa buatmu tapi mereka tidak tulus, bahkan ada yang mensyukuri penyakit yang kau derita saat ini, itu semua karena selama ini kamu arogant, egois dan bukanlah atasan yang baik, bahkan kau tega memecat karyawan yang tidak bersalah".
Si pengusaha tertunduk lemah, dan pasrah kalau malam ini adalah malam yang terakhir buat dia, tapi dia minta waktu sesaat untuk melihat anak dan si istri yang setia menjaganya sepanjang malam.
Air matanya tambah deras, ketika melihat anaknya yang sulung tertidur di kursi rumah sakit dan si istri yang kelihatan lelah juga tertidur di kursi sambil memangku si bungsu.
Ketika waktu menunjukkan pukul 24:00, tiba-tiba si Malaikat berkata, "anakku, Tuhan melihat air matamu dan penyesalanmu ! ! kau tidak jadi meninggal, karena ada 47 orang yang berdoa buatmu tepat jam 24:00".
Dengan terheran-heran dan tidak percaya,si pengusaha bertanya siapakah yang 47 orang itu. Sambil tersenyum si Malaikat menunjukkan suatu tempat yang pernah dia kunjungi bulan lalu.
Bukankah itu Panti Asuhan ? kata si pengusaha pelan.
Benar anakku, kau pernah memberi bantuan bagi mereka beberapa bulan yang lalu, walau aku tau tujuanmu saat itu hanya untuk mencari popularitas saja dan untuk menarik perhatian pemerintah dan investor luar negeri.
Tadi pagi, salah seorang anak panti asuhan tersebut membaca di Koran kalau seorang pengusaha terkena stroke dan sudah 7 hari di ICU, setelah melihat gambar di koran dan yakin kalau pria yang sedang koma adalah kamu, pria yang pernah menolong mereka dan akhirnya anak-anak panti asuhan sepakat berdoa buat kesembuhanmu.
Doa sangat besar kuasanya, tak jarang kita malas, tidak punya waktu, tidak terbeban untuk berdoa bagi orang lain.
Ketika kita mengingat seorang sahabat lama / keluarga, kita pikir itu hanya kebetulan saja padahal seharusnya kita berdoa bagi dia, mungkin saja pada saat kita mengingatnya dia dalam keadaan butuh dukungan doa dari orang-orang yang mengasihi dia.
Disaat kita berdoa bagi orang lain, kita akan mendapatkan kekuatan baru dan kita bisa melihat kemuliaan Tuhan dari peristiwa yang terjadi.
Malaikat memulai pembicaraan, "kalau dalam waktu 24 jam ada 50 orang berdoa buat kesembuhanmu, maka kau akan hidup dan sebaliknya jika dalam 24 jam jumlah yang aku tetapkan belum terpenuhi, itu artinya kau akan meninggal dunia!
"Kalau hanya mencari 50 orang, itu mah gampang ... " kata si pengusaha ini dengan yakinnya.
Setelah itu Malaikat pun pergi dan berjanji akan datang 1 jam sebelum batas waktu yang sudah disepakati.
Tepat pukul 23:00, Malaikat kembali merngunjunginya; dengan antusiasnya si pengusaha bertanya, "apakah besok pagi aku sudah pulih? pastilah banyak yang berdoa buat aku, jumlah karyawan yang aku punya lebih dari 2000 orang, jadi kalau hanya mencari 50 orang yang berdoa pasti bukan persoalan yang sulit".
Dengan lembut si Malaikat berkata, "anakku, aku sudah berkeliling mencari suara hati yang berdoa buatmu tapi sampai saat ini baru 3 orang yang berdoa buatmu, sementara waktu mu tinggal 60 menit lagi, rasanya mustahil kalau dalam waktu dekat ini ada 50 orang yang berdoa buat kesembuhanmu".
Tanpa menunggu reaksi dari si pengusaha, si Malaikat menunjukkan layer besar berupa TV siapa 3 orang yang berdoa buat kesembuhannya. Di layar itu terlihat wajah duka dari sang istri, di sebelahnya ada 2 orang anak kecil, putra putrinya yang berdoa dengan khusuk dan tampak ada tetesan air mata di pipi mereka".
Kata Malaikat, "aku akan memberitahukanmu, kenapa Tuhan rindu memberikanmu kesempatan kedua? itu karena doa istrimu yang tidak putus-putus berharap akan kesembuhanmu"
Kembali terlihat dimana si istri sedang berdoa jam 2:00 subuh," Tuhan, aku tau kalau selama hidupnya suamiku bukanlah suami atau ayah yang baik! Aku tau dia sudah mengkhianati pernikahan kami, aku tau dia tidak jujur dalam bisnisnya, dan kalaupun dia memberikan sumbangan, itu hanya untuk popularitas saja untuk menutupi perbuatannya yang tidak benar dihadapanMu, tapi Tuhan, tolong pandang anak-anak yang telah Engkau titipkan pada kami, mereka masih membutuhkan seorang ayah dan hamba tidak mampu membesarkan mereka seorang diri." Dan setelah itu istrinya berhenti berkata-kata tapi air matanya semakin deras mengalir di pipinya yang kelihatan tirus karena kurang istirahat".
Melihat peristiwa itu, tanpa terasa, air mata mengalir di pipi pengusaha ini . . . timbul penyesalan bahwa selama ini dia bukanlah suami yang baik dan ayah yang menjadi contoh bagi anak-anaknya, dan malam ini dia baru menyadari betapa besar cinta istri dan anak-anak padanya.
Waktu terus bergulir, waktu yang dia miliki hanya 10 menit lagi, melihat waktu yang makin sempit semakin menangislah si pengusaha ini, penyesalan yang luar biasa tapi waktunya sudah terlambat! tidak mungkin dalam waktu 10 menit ada yang berdoa 47 orang!
Dengan setengah bergumam dia bertanya, "apakah diantara karyawanku, kerabatku, teman bisnisku, teman organisasiku tidak ada yang berdoa buatku?"
Jawab si Malaikat,'" ada beberapa yang berdoa buatmu tapi mereka tidak tulus, bahkan ada yang mensyukuri penyakit yang kau derita saat ini, itu semua karena selama ini kamu arogant, egois dan bukanlah atasan yang baik, bahkan kau tega memecat karyawan yang tidak bersalah".
Si pengusaha tertunduk lemah, dan pasrah kalau malam ini adalah malam yang terakhir buat dia, tapi dia minta waktu sesaat untuk melihat anak dan si istri yang setia menjaganya sepanjang malam.
Air matanya tambah deras, ketika melihat anaknya yang sulung tertidur di kursi rumah sakit dan si istri yang kelihatan lelah juga tertidur di kursi sambil memangku si bungsu.
Ketika waktu menunjukkan pukul 24:00, tiba-tiba si Malaikat berkata, "anakku, Tuhan melihat air matamu dan penyesalanmu ! ! kau tidak jadi meninggal, karena ada 47 orang yang berdoa buatmu tepat jam 24:00".
Dengan terheran-heran dan tidak percaya,si pengusaha bertanya siapakah yang 47 orang itu. Sambil tersenyum si Malaikat menunjukkan suatu tempat yang pernah dia kunjungi bulan lalu.
Bukankah itu Panti Asuhan ? kata si pengusaha pelan.
Benar anakku, kau pernah memberi bantuan bagi mereka beberapa bulan yang lalu, walau aku tau tujuanmu saat itu hanya untuk mencari popularitas saja dan untuk menarik perhatian pemerintah dan investor luar negeri.
Tadi pagi, salah seorang anak panti asuhan tersebut membaca di Koran kalau seorang pengusaha terkena stroke dan sudah 7 hari di ICU, setelah melihat gambar di koran dan yakin kalau pria yang sedang koma adalah kamu, pria yang pernah menolong mereka dan akhirnya anak-anak panti asuhan sepakat berdoa buat kesembuhanmu.
Doa sangat besar kuasanya, tak jarang kita malas, tidak punya waktu, tidak terbeban untuk berdoa bagi orang lain.
Ketika kita mengingat seorang sahabat lama / keluarga, kita pikir itu hanya kebetulan saja padahal seharusnya kita berdoa bagi dia, mungkin saja pada saat kita mengingatnya dia dalam keadaan butuh dukungan doa dari orang-orang yang mengasihi dia.
Disaat kita berdoa bagi orang lain, kita akan mendapatkan kekuatan baru dan kita bisa melihat kemuliaan Tuhan dari peristiwa yang terjadi.
Kisah Motivasi 7: WAZZA tanpa DO
Di
dalam salah satu bagian ilmu pedang kuno tersohor para samurai ada yang
dinamakan " KAMAE "yaitu keadaan siap siaga. Ada "TAMESHIGIRI ", ilmu
serangan pedang yang efektif secepat kilat. Dan NOHTO yaitu sebuah
gerakan lembut untuk menyarungkan kembali pedangnya tanpa melihat
setelah selesai bertempur dan tetap dalam keadaan waspada.
Pedang para samurai dinamakan SHIN KEN yang artinya " The Real Sword ". Kode Etik Samurai atau aturan perilaku mereka adalah : JIN yaitu selalu berbuat baik kepada sesama. Gi yaitu senantiasa jujur. REI yaitu selalu sopan santun. CHUNG-GI yaitu loyal atau setia. Dan YU atau berani. Hingga saat ini kita masih bisa menyaksikan bagiamana orang-orang di sana selalu menunduk dan hormat, setia, dan kejujuran di Negeri Samurai itu. Secara umum maka ilmu para ksatria samurai terbagi dua, yaitu WAZA dan DO. WAZA adalah ilmu pedang itu sendiri dan DO adalah sikap dan perilaku serta jalan hidup. Sekarang hikmah apa yang bisa kita ambil ? Kebanyakan kita mempelajari hanya ilmu WAZA atau ilmu pedangnya saja, tapi tidak mempelajari ilmu jiwa atau perilakunya, tetapi DO nya dilupakan. Kita belajar ilmu hukum dari tingkat sarjana, sampai master bahkan hingga doktor, tapi kita tidak mempelajari bagaimana hati dan jiwa yang adil , akhirnya memperjual belikan hukum. Kita mempelajari ilmu kimia dan biologi, tapi tidak belajar mencintai manusia dan kehidupan milik Nya, maka akhirnya kita membuat obat-obat palsu, bahkan obat infus palsu. Kita belajar ilmu ekonomi dan bisnis yang efisien dan menguntungkan, tapi tidak mempelajari jiwanya, akhirnya mereka membuat ikan asin berformalin yang efisien, yaitu bahan baku untuk pengawet mayat. Setiap tahun kita meluluskan ratusan ribu sarjana dan ahli hukum, ahli kimia, ahli biologi yang hebat, ahli politik yang cerdas, tapi tidak dibekali dengan hati. Otak tanpa hati, WAZA tanpa DO. Ibarat mempelajari Agama tanpa Iman tanpa Ihsan. " ORANG YG MEMILIKI ILMU YANG TINGGI TANPA HATI, IBARAT SEORANG BUTA YANG MEMEGANG PEDANG "
MARI KITA BENAHI KEHIDUPAN INI
Pedang para samurai dinamakan SHIN KEN yang artinya " The Real Sword ". Kode Etik Samurai atau aturan perilaku mereka adalah : JIN yaitu selalu berbuat baik kepada sesama. Gi yaitu senantiasa jujur. REI yaitu selalu sopan santun. CHUNG-GI yaitu loyal atau setia. Dan YU atau berani. Hingga saat ini kita masih bisa menyaksikan bagiamana orang-orang di sana selalu menunduk dan hormat, setia, dan kejujuran di Negeri Samurai itu. Secara umum maka ilmu para ksatria samurai terbagi dua, yaitu WAZA dan DO. WAZA adalah ilmu pedang itu sendiri dan DO adalah sikap dan perilaku serta jalan hidup. Sekarang hikmah apa yang bisa kita ambil ? Kebanyakan kita mempelajari hanya ilmu WAZA atau ilmu pedangnya saja, tapi tidak mempelajari ilmu jiwa atau perilakunya, tetapi DO nya dilupakan. Kita belajar ilmu hukum dari tingkat sarjana, sampai master bahkan hingga doktor, tapi kita tidak mempelajari bagaimana hati dan jiwa yang adil , akhirnya memperjual belikan hukum. Kita mempelajari ilmu kimia dan biologi, tapi tidak belajar mencintai manusia dan kehidupan milik Nya, maka akhirnya kita membuat obat-obat palsu, bahkan obat infus palsu. Kita belajar ilmu ekonomi dan bisnis yang efisien dan menguntungkan, tapi tidak mempelajari jiwanya, akhirnya mereka membuat ikan asin berformalin yang efisien, yaitu bahan baku untuk pengawet mayat. Setiap tahun kita meluluskan ratusan ribu sarjana dan ahli hukum, ahli kimia, ahli biologi yang hebat, ahli politik yang cerdas, tapi tidak dibekali dengan hati. Otak tanpa hati, WAZA tanpa DO. Ibarat mempelajari Agama tanpa Iman tanpa Ihsan. " ORANG YG MEMILIKI ILMU YANG TINGGI TANPA HATI, IBARAT SEORANG BUTA YANG MEMEGANG PEDANG "
MARI KITA BENAHI KEHIDUPAN INI
Kisah Motivasi 6: Renungan Tentang Kematian
"Seorang
pria setengah baya mendatangi seorang guru, “Guru, saya sudah bosan
hidup. Sudah jenuh betul. Rumah tangga saya berantakan. Usaha saya
kacau. Apapun yg saya lakukan selalu sial. Saya ingin mati.”
Sang Guru tersenyum, “Oh, kamu sakit.”
“Tidak Guru, saya tidak sakit. Saya sehat. Hanya jenuh dengan kehidupan. Itu sebabnya saya ingin mati.”
Seolah-olah tidak mendengar pembelaannya, sang Guru meneruskan, “Kamu sakit. Dan penyakitmu itu disebutannya, ‘Alergi Hidup’. Ya, kamu alergi terhadap kehidupan. Penyakitmu itu bisa disembuhkan, asal kamu ingin sembuh dan bersedia mengikuti petunjukku.”
“Tidak Guru… Saya sudah betul-betul jenuh. Tidak, saya tidak ingin hidup.” Tolak pria itu
“Jadi kamu tidak ingin sembuh. Kamu betul-betul ingin mati?”
“Ya, memang saya sudah bosan hidup.”
“Baik, besok sore kamu akan mati. Ambillah botol obat ini. Setengah diminum malam ini, setengah lagi besok sore jam enam, dan jam delapan malam kau akan mati dengan tenang.”
Giliran dia menjadi bingung. Setiap Guru yang ia datangi selama ini selalu berupaya untuk memberikannya semangat untuk hidup. Yang satu ini aneh. Ia bahkan menawarkan racun. Tetapi, karena ia memang sudah betul-betul jenuh, ia menerimanya dengan senang hati.
Pulang kerumah, ia langsung menghabiskan setengah botol racun tersebut. Dan, ia merasakan ketenangan sebagaimana tidak pernah ia rasakan sebelumnya. Begitu rileks, begitu santai! Tinggal 1 malam, 1 hari, dan ia akan mati… terbebaskan dari segala macam masalah.
Malam itu, ia memutuskan untuk makan malam bersama keluarga di restoran masakan Jepang. Sesuatu yg sudah tidak pernah ia lakukan selama beberapa tahun terakhir. Pikir-pikir malam terakhir, ia ingin meninggalkan kenangan manis. Sambil makan, ia bersenda gurau. Suasananya santai banget! Sebelum tidur, ia mencium bibir istrinya dan membisiki di kupingnya, “Sayang, aku mencintaimu.” Karena malam itu adalah malam terakhir, ia ingin meninggalkan kenangan manis!
Esoknya bangun tidur, ia membuka jendela kamar dan melihat ke luar. Tiupan angin pagi menyegarkan tubuhnya. Dan ia tergoda untuk melakukan jalan pagi. Pulang kerumah setengah jam kemudian, ia menemukan istrinya masih tertidur. Tanpa membangunkannya, ia masuk dapur dan membuat 2 cangkir kopi. Satu untuk dirinya, satu lagi untuk istrinya. Karena pagi itu adalah pagi terakhir,ia ingin meninggalkan kenangan manis! Sang istripun merasa aneh sekali, “Mas, apa yg terjadi hari ini? Selama ini, mungkin aku salah. Maafkan aku ya mas.”
Di kantor, ia menyapa setiap orang, bersalaman dengan setiap orang. Stafnya pun bingung, “Hari ini, Bos kita kok aneh ya?”
Dan sikap mereka pun langsung berubah. Mereka pun menjadi lembut. Karena itu adalah siang terakhir, ia ingin meninggalkan kenangan manis! Tiba-tiba, segala sesuatu di sekitarnya berubah. Ia menjadi ramah dan lebih toleran, bahkan apresiatif terhadap pendapat-pendapat yang berbeda. Tiba-tiba hidup menjadi indah. Ia mulai menikmatinya.
Pulang kerumah jam 5 sore, ia menemukan istri tercinta menungguinya di beranda depan. Kali ini justru sang istri yang memberikan ciuman kepadanya, “Mas, sekali lagi aku minta maaf, kalau selama ini aku selalu merepotkan kamu.” Anak-anak pun tidak ingin ketinggalan, “Ayah, maafkan kami semua. Selama ini ayah selalu stres karena perilaku kami semua.”
Tiba-tiba, sungai kehidupannya mengalir kembali. Tiba-tiba, hidup menjadi sangat indah. Ia membatalkan niatnya untuk bunuh diri. Tetapi bagaimana dengan setengah botol yang sudah ia minum, sore sebelumnya?
” Ya Allah, apakah maut akan datang kepadaku. Tundalah kematianku ya Allah. Aku takut sekali jika aku hrs meninggalkan dunia ini ”.
Ia pun buru-buru mendatangi sang Guru yang telah memberi racun kepadanya. Sesampainya dirumah Guru tersebut, pria itu mengatakan bahwa ia akan membatalkan kematiannya. Karen ia takut sekali jika ia harus kembali kehilangan semua hal yang telah membuat dia menjadi hidup kembali.
Melihat wajah pria itu, rupanya sang Guru langsung mengetahui apa yang telah terjadi, sang Guru berkata “Buang saja botol itu. isinya air biasa. Kau sudah sembuh !
Pria itu mengucapkan terima kasih dan menyalami Sang Guru, lalu pulang ke rumah, untuk mengulangi pengalaman malam sebelumnya. Ah, indahnya dunia ini…
Sahabat, Apabila kita hidup dalam kekinian, apabila kita hidup dengan kesadaran bahwa maut dapat menjemputmu kapan saja, maka kita akan menikmati setiap detik kehidupan. Leburkan ego kita, keangkuhan kita, kesombongan kita. Jadilah lembut, selembut air. Dan mengalirlah bersama sungai kehidupan. Kita tidak akan jenuh, tidak akan bosan. Kita akan merasa hidup. Itulah rahasia kehidupan. Itulah kunci kebahagiaan. Itulah jalan menuju ketenangan.
“Hiduplah seolah-olah kita akan mati esok, Belajarlah seolah-olah kita akan hidup selamanya”.
Buat yang masih suka menunda-nunda, apalah jadinya kalau besok kita meninggal?
KEMATIAN PASTI AKAN TIBA menjemput setiap kita, Gak usah dicari dan Gak usah diminta, karena tidak ada satupun ujian hidup di Dunia ini yang melebihi kemampuan kita.Mari kita siapkan bekal yang terbaik untuk hidup di ALAM dengan DIMENSI YANG LEBIH TINGGI dan KEBAHAGIAAN YANG KEKAL dan HAKIKI.
Sang Guru tersenyum, “Oh, kamu sakit.”
“Tidak Guru, saya tidak sakit. Saya sehat. Hanya jenuh dengan kehidupan. Itu sebabnya saya ingin mati.”
Seolah-olah tidak mendengar pembelaannya, sang Guru meneruskan, “Kamu sakit. Dan penyakitmu itu disebutannya, ‘Alergi Hidup’. Ya, kamu alergi terhadap kehidupan. Penyakitmu itu bisa disembuhkan, asal kamu ingin sembuh dan bersedia mengikuti petunjukku.”
“Tidak Guru… Saya sudah betul-betul jenuh. Tidak, saya tidak ingin hidup.” Tolak pria itu
“Jadi kamu tidak ingin sembuh. Kamu betul-betul ingin mati?”
“Ya, memang saya sudah bosan hidup.”
“Baik, besok sore kamu akan mati. Ambillah botol obat ini. Setengah diminum malam ini, setengah lagi besok sore jam enam, dan jam delapan malam kau akan mati dengan tenang.”
Giliran dia menjadi bingung. Setiap Guru yang ia datangi selama ini selalu berupaya untuk memberikannya semangat untuk hidup. Yang satu ini aneh. Ia bahkan menawarkan racun. Tetapi, karena ia memang sudah betul-betul jenuh, ia menerimanya dengan senang hati.
Pulang kerumah, ia langsung menghabiskan setengah botol racun tersebut. Dan, ia merasakan ketenangan sebagaimana tidak pernah ia rasakan sebelumnya. Begitu rileks, begitu santai! Tinggal 1 malam, 1 hari, dan ia akan mati… terbebaskan dari segala macam masalah.
Malam itu, ia memutuskan untuk makan malam bersama keluarga di restoran masakan Jepang. Sesuatu yg sudah tidak pernah ia lakukan selama beberapa tahun terakhir. Pikir-pikir malam terakhir, ia ingin meninggalkan kenangan manis. Sambil makan, ia bersenda gurau. Suasananya santai banget! Sebelum tidur, ia mencium bibir istrinya dan membisiki di kupingnya, “Sayang, aku mencintaimu.” Karena malam itu adalah malam terakhir, ia ingin meninggalkan kenangan manis!
Esoknya bangun tidur, ia membuka jendela kamar dan melihat ke luar. Tiupan angin pagi menyegarkan tubuhnya. Dan ia tergoda untuk melakukan jalan pagi. Pulang kerumah setengah jam kemudian, ia menemukan istrinya masih tertidur. Tanpa membangunkannya, ia masuk dapur dan membuat 2 cangkir kopi. Satu untuk dirinya, satu lagi untuk istrinya. Karena pagi itu adalah pagi terakhir,ia ingin meninggalkan kenangan manis! Sang istripun merasa aneh sekali, “Mas, apa yg terjadi hari ini? Selama ini, mungkin aku salah. Maafkan aku ya mas.”
Di kantor, ia menyapa setiap orang, bersalaman dengan setiap orang. Stafnya pun bingung, “Hari ini, Bos kita kok aneh ya?”
Dan sikap mereka pun langsung berubah. Mereka pun menjadi lembut. Karena itu adalah siang terakhir, ia ingin meninggalkan kenangan manis! Tiba-tiba, segala sesuatu di sekitarnya berubah. Ia menjadi ramah dan lebih toleran, bahkan apresiatif terhadap pendapat-pendapat yang berbeda. Tiba-tiba hidup menjadi indah. Ia mulai menikmatinya.
Pulang kerumah jam 5 sore, ia menemukan istri tercinta menungguinya di beranda depan. Kali ini justru sang istri yang memberikan ciuman kepadanya, “Mas, sekali lagi aku minta maaf, kalau selama ini aku selalu merepotkan kamu.” Anak-anak pun tidak ingin ketinggalan, “Ayah, maafkan kami semua. Selama ini ayah selalu stres karena perilaku kami semua.”
Tiba-tiba, sungai kehidupannya mengalir kembali. Tiba-tiba, hidup menjadi sangat indah. Ia membatalkan niatnya untuk bunuh diri. Tetapi bagaimana dengan setengah botol yang sudah ia minum, sore sebelumnya?
” Ya Allah, apakah maut akan datang kepadaku. Tundalah kematianku ya Allah. Aku takut sekali jika aku hrs meninggalkan dunia ini ”.
Ia pun buru-buru mendatangi sang Guru yang telah memberi racun kepadanya. Sesampainya dirumah Guru tersebut, pria itu mengatakan bahwa ia akan membatalkan kematiannya. Karen ia takut sekali jika ia harus kembali kehilangan semua hal yang telah membuat dia menjadi hidup kembali.
Melihat wajah pria itu, rupanya sang Guru langsung mengetahui apa yang telah terjadi, sang Guru berkata “Buang saja botol itu. isinya air biasa. Kau sudah sembuh !
Pria itu mengucapkan terima kasih dan menyalami Sang Guru, lalu pulang ke rumah, untuk mengulangi pengalaman malam sebelumnya. Ah, indahnya dunia ini…
Sahabat, Apabila kita hidup dalam kekinian, apabila kita hidup dengan kesadaran bahwa maut dapat menjemputmu kapan saja, maka kita akan menikmati setiap detik kehidupan. Leburkan ego kita, keangkuhan kita, kesombongan kita. Jadilah lembut, selembut air. Dan mengalirlah bersama sungai kehidupan. Kita tidak akan jenuh, tidak akan bosan. Kita akan merasa hidup. Itulah rahasia kehidupan. Itulah kunci kebahagiaan. Itulah jalan menuju ketenangan.
“Hiduplah seolah-olah kita akan mati esok, Belajarlah seolah-olah kita akan hidup selamanya”.
Buat yang masih suka menunda-nunda, apalah jadinya kalau besok kita meninggal?
KEMATIAN PASTI AKAN TIBA menjemput setiap kita, Gak usah dicari dan Gak usah diminta, karena tidak ada satupun ujian hidup di Dunia ini yang melebihi kemampuan kita.Mari kita siapkan bekal yang terbaik untuk hidup di ALAM dengan DIMENSI YANG LEBIH TINGGI dan KEBAHAGIAAN YANG KEKAL dan HAKIKI.
Kisah Motivasi 5: Renungan Untuk Semua
"Tolong bacakan surat Al-Fatihah itu!" pinta kyai.
"Memangnya ada apa pak kyai, kok tiba-tiba ingin mendengar saya baca Al-Fatihah?!" tanya si pengusaha."
"Sudah baca saja... saya mau dengar!" tukas kyai.
Maka sang pengusaha itu pun mulai... membaca surat pertama Alquran.
"Bismillahirrahmanirrahim...Alhamdulillahi rabbil alamiin...Ar rahmaanir rahiim... Maliki yaumiddiin... Iyyaka na'budu wa iyyaka nasta'iin..."
"Sudah-sudah cukup..., Berhenti sampai di situ!" pinta pak kyai.
Si pengusaha pun menghentikan bacaan.
"Ayat yang terakhir sampeyan baca itu mengerti tidak maksudnya?!" tanya pak kyai.
"Iyyaka na'budu wa iyyaka nasta'iin..., pak Kyai?" tanya si pengusaha menegaskan.
"Ya, yang itu!" jawab kyai.
"Oh itu saya sudah tahu artinya... kepada-Mu ya Allah kami mengabdi... kepada-Mu ya Allah kami memohon pertolongan!" tandas si pengusaha.
Pak kyai lalu berujar enteng, "Oh, rupanya masih sama Al-Fatihah sampeyan dengan saya punya!"
Si pengusaha memperlihatkan raut kebingungan di wajahnya. "Maksud pak kyai...?!" tanya si pengusaha heran.
"Saya kira Al-Fatihah sampeyan sudah terbalik menjadi iyyaka nasta'iin wa iyyaka na'budu!" jawab pak kyai.
Si pengusaha malah bertambah bingung mendengar penjelasan pak kyai, ia pun berkata, "Saya masih belum mengerti pak Kyai!"
Pak kyai tersenyum melihat kebingungan sang pengusaha, beliau pun menjelaskan, "tadi sampeyan bilang kalau menang tender maka sampeyan akan sedekah ke pesantren ini. Menurut saya itu mah iyyaka nasta'iin wa iyyaka na'budu. Kalau Al-Fatihah sampeyan gak terbalik, pasti sampeyan sedekah dulu ke pesantren ini, insya Allah pasti menang tender!"
Deggg! Keras sekali smash sindiran menghujam jantung hati si pengusaha
"Memangnya ada apa pak kyai, kok tiba-tiba ingin mendengar saya baca Al-Fatihah?!" tanya si pengusaha."
"Sudah baca saja... saya mau dengar!" tukas kyai.
Maka sang pengusaha itu pun mulai... membaca surat pertama Alquran.
"Bismillahirrahmanirrahim...Alhamdulillahi rabbil alamiin...Ar rahmaanir rahiim... Maliki yaumiddiin... Iyyaka na'budu wa iyyaka nasta'iin..."
"Sudah-sudah cukup..., Berhenti sampai di situ!" pinta pak kyai.
Si pengusaha pun menghentikan bacaan.
"Ayat yang terakhir sampeyan baca itu mengerti tidak maksudnya?!" tanya pak kyai.
"Iyyaka na'budu wa iyyaka nasta'iin..., pak Kyai?" tanya si pengusaha menegaskan.
"Ya, yang itu!" jawab kyai.
"Oh itu saya sudah tahu artinya... kepada-Mu ya Allah kami mengabdi... kepada-Mu ya Allah kami memohon pertolongan!" tandas si pengusaha.
Pak kyai lalu berujar enteng, "Oh, rupanya masih sama Al-Fatihah sampeyan dengan saya punya!"
Si pengusaha memperlihatkan raut kebingungan di wajahnya. "Maksud pak kyai...?!" tanya si pengusaha heran.
"Saya kira Al-Fatihah sampeyan sudah terbalik menjadi iyyaka nasta'iin wa iyyaka na'budu!" jawab pak kyai.
Si pengusaha malah bertambah bingung mendengar penjelasan pak kyai, ia pun berkata, "Saya masih belum mengerti pak Kyai!"
Pak kyai tersenyum melihat kebingungan sang pengusaha, beliau pun menjelaskan, "tadi sampeyan bilang kalau menang tender maka sampeyan akan sedekah ke pesantren ini. Menurut saya itu mah iyyaka nasta'iin wa iyyaka na'budu. Kalau Al-Fatihah sampeyan gak terbalik, pasti sampeyan sedekah dulu ke pesantren ini, insya Allah pasti menang tender!"
Deggg! Keras sekali smash sindiran menghujam jantung hati si pengusaha
Kisah Motivasi 4: Kasih SANG IBU
Seorang
anak kecil menghampiri ibunya yang tengah menyiapkan makan malam, dan
menyerahkan selembar kertas yang telah ia tulis. Setelah ibunya
mengeringkan tangannya di celemek, ia membacanya, dan inilah yang
ditulis anaknya:
Untuk memotong rumput: Rp.10,000
Untuk membersihkan kamar minggu ini: Rp.5,000
Untuk pergi ke warung: Rp.2,000
Untuk menjaga adik selama Ibu belanja: Rp.5,000
Untuk membuang sampah: Rp.3,000
Untuk membersihkan dan menyapu halaman: Rp.10,000
Untuk mendapatkan nilai rapor yang bagus: Rp.100,000
Jumlah utang: Rp.135,000
Lalu si Ibu menatap anaknya dan sang anak bisa melihat kelebatan bayangan kenangan-kenangan terkilas dalam pikiran sang Ibu.
Ibu mengambil pena dan menulis di balik kertas tersebut, dan inilah apa yang ditulisnya:
Untuk sembilan bulan ketika Ibu mengandung kamu selama kamu tumbuh dalam diriku: Gratis
Untuk semua malam ketika Ibu menemani kamu, mengobati kamu dan mendoakan kamu: Gratis
Untuk semua saat susah dan semua air mata yang kamu sebabkan selama ini: Gratis
Untuk semua malam yang dipenuhi rasa takut dan untuk rasa cemas memikirkan masa depanmu: Gratis
Untuk makanan, mainan, pakaian, dan juga menyeka hidungmu: Gratis
Nak, bila kau menjumlahkan semuanya itu, biaya cinta Ibu adalah: Gratis.
Ketika anak itu selesai membaca apa yang ditulis ibunya, air mata mengalir di matanya, dan dia menatap langsung pada ibunya dan berkata, "Bu, saya sungguh sangat mencintaimu." Dan kemudian ia mengambil pena dan dalam huruf besar besar ia menulis: "TERBAYAR LUNAS".
Untuk memotong rumput: Rp.10,000
Untuk membersihkan kamar minggu ini: Rp.5,000
Untuk pergi ke warung: Rp.2,000
Untuk menjaga adik selama Ibu belanja: Rp.5,000
Untuk membuang sampah: Rp.3,000
Untuk membersihkan dan menyapu halaman: Rp.10,000
Untuk mendapatkan nilai rapor yang bagus: Rp.100,000
Jumlah utang: Rp.135,000
Lalu si Ibu menatap anaknya dan sang anak bisa melihat kelebatan bayangan kenangan-kenangan terkilas dalam pikiran sang Ibu.
Ibu mengambil pena dan menulis di balik kertas tersebut, dan inilah apa yang ditulisnya:
Untuk sembilan bulan ketika Ibu mengandung kamu selama kamu tumbuh dalam diriku: Gratis
Untuk semua malam ketika Ibu menemani kamu, mengobati kamu dan mendoakan kamu: Gratis
Untuk semua saat susah dan semua air mata yang kamu sebabkan selama ini: Gratis
Untuk semua malam yang dipenuhi rasa takut dan untuk rasa cemas memikirkan masa depanmu: Gratis
Untuk makanan, mainan, pakaian, dan juga menyeka hidungmu: Gratis
Nak, bila kau menjumlahkan semuanya itu, biaya cinta Ibu adalah: Gratis.
Ketika anak itu selesai membaca apa yang ditulis ibunya, air mata mengalir di matanya, dan dia menatap langsung pada ibunya dan berkata, "Bu, saya sungguh sangat mencintaimu." Dan kemudian ia mengambil pena dan dalam huruf besar besar ia menulis: "TERBAYAR LUNAS".
Kisah Motivasi 3: Sang Pria Tua
Ada
seorang pria tua yang setiap hari menghabiskan kegemarannya
berjalan-jalan di sepanjang pantai. Suatu hari ketika dia sedang
berjalan di pantai, dia melihat sosok manusia bergerak seperti seorang
penari. Dia tersenyum sendiri membayangkan ada orang yang mau menari di
siang hari. Saat mendekat, ia menyadari bahwa sosok tersebut adalah
seorang pemuda. Pemuda itu ternyata bukan menari, melainkan berulang
kali berjalan dan menunduk mengambil sesuatu dan dengan sangat lembut
melemparkannya ke laut. Saat pria itu semakin dekat ia berteriak,
"Selamat pagi. Apa yang kau lakukan, anak muda?"
Pemuda itu berhenti sejenak, melihat ke arahnya dan menjawab, "Melempar bintang laut ke lautan."
Pria tua tersebut berkata lagi "Saya kira saya seharusnya bertanya, mengapa kamu melempar bintang laut-bintang laut itu ke laut?"
Sang pemuda menjawab dengan sabar "Matahari sudah semakin meninggi dan air pasang akan segera berakhir. Jika saya tidak melemparkan mereka ke laut maka mereka akan mati kekeringan"
"Tapi, anak muda," lanjut pria tua itu lagi penasaran, "tidak kah kau menyadari bahwa pantai ini panjangnya bermil-mil dengan begitu banyak bintang laut berserakan. Apa yang anda lakukan tidak membuat perbedaan yang nyata."
Pemuda itu mendengarkan dengan sopan. Lalu membungkuk, mengambil bintang laut lainnya dan melemparkannya ke laut melewati pecahan gelombang, sambil berkata "Paling tidak ini membuat perbedaan untuk yang satu ini."
: berbuatlah kebaikan walau pun hanya untuk sesuatu yang tampaknya sepele.
Pemuda itu berhenti sejenak, melihat ke arahnya dan menjawab, "Melempar bintang laut ke lautan."
Pria tua tersebut berkata lagi "Saya kira saya seharusnya bertanya, mengapa kamu melempar bintang laut-bintang laut itu ke laut?"
Sang pemuda menjawab dengan sabar "Matahari sudah semakin meninggi dan air pasang akan segera berakhir. Jika saya tidak melemparkan mereka ke laut maka mereka akan mati kekeringan"
"Tapi, anak muda," lanjut pria tua itu lagi penasaran, "tidak kah kau menyadari bahwa pantai ini panjangnya bermil-mil dengan begitu banyak bintang laut berserakan. Apa yang anda lakukan tidak membuat perbedaan yang nyata."
Pemuda itu mendengarkan dengan sopan. Lalu membungkuk, mengambil bintang laut lainnya dan melemparkannya ke laut melewati pecahan gelombang, sambil berkata "Paling tidak ini membuat perbedaan untuk yang satu ini."
: berbuatlah kebaikan walau pun hanya untuk sesuatu yang tampaknya sepele.
Kisah Motivasi 2: Sang JENDERAL
Sekali
waktu, ada seorang jenderal yang memimpin pasukannya ke medan perang
melawan musuh yang 10x lipat lebih besar jumlahnya. Di tengah perjalanan
menuju medan pertempuran, pasukan tersebut berhenti di sebuah kuil
kecil untuk berdoa bagi kemenangan mereka. Sang Jenderal mengacungkan
koin dan mengatakan kepada pasukannya, "Saya akan memohon para dewa-dewa
untuk membantu kita menghancurkan musuh kita. Jika koin ini jatuh di
tanah dengan permukaan bergambar macan menghadap ke atas, kita akan
menang. Tetapi jika permukaan bergambar burung, kita akan kalah. Nasib
berada di tangan para dewa-dewa. Mari kita berdoa dengan sepenuh hati.. "
Setelah doa singkat, sang Jenderal melemparkan koin ke udara. Koin itu mendarat di tanah dengan sisi koin bergambar macan menghadap ke atas. Pasukan sangat gembira dan terjun ke medan pertempuran dengan semangat berap-api. Seperti yang diperkirakan, pasukannya memenangkan pertempuran. Para prajurit menyambut kemenangan itu dengan suka cita, "Beruntung sekai para dewa-dewa berada di pihak kita Tidak ada yang bisa mengubah apa yang telah mereka tentukan.!"
"Benarkah?", kata sang Jenderal sambil menunjukkan koin itu kepada pasukannya - kedua sisi koin itu bergambar macan.
(Fate Is in Your Own Hands by Unknown)
Setelah doa singkat, sang Jenderal melemparkan koin ke udara. Koin itu mendarat di tanah dengan sisi koin bergambar macan menghadap ke atas. Pasukan sangat gembira dan terjun ke medan pertempuran dengan semangat berap-api. Seperti yang diperkirakan, pasukannya memenangkan pertempuran. Para prajurit menyambut kemenangan itu dengan suka cita, "Beruntung sekai para dewa-dewa berada di pihak kita Tidak ada yang bisa mengubah apa yang telah mereka tentukan.!"
"Benarkah?", kata sang Jenderal sambil menunjukkan koin itu kepada pasukannya - kedua sisi koin itu bergambar macan.
(Fate Is in Your Own Hands by Unknown)
Posted by admin
Kisah Motivasi 1: Cerita Tentang JENDELA
Sepasang
orang muda yang baru menikah menempati rumah di sebuah komplek
perumahan. Suatu pagi, sewaktu sarapan si istri melalui jendela kaca, ia
melihat tetangganya sedang menjemur pakaian. "Cuciannya keliatan gak
bersih ya", kata sang istri, "sepertinya dia tidak tau cara mencuci
dengan benar. Mungkin dia perlu sabun cuci yang lebih bagus."
Suaminya menoleh, tetapi hanya diam dan tidak memberi komentar apapun.
Sejak hari itu setiap tetangganya menjemur pakaian, selalu saja sang istri memberikan komentar yang sama tentang kurang bersihnya si tetangga mencuci pakaiannya.
Seminggu berlalu, sang istri heran melihat pakaian2 yang dijemur tetangganya terlihat cemerlang dan bersih. Diapun berseru kepada suaminya: "Lihat, sepertinya dia telah belajar bagaimana mencuci dengan benar. Siapa ya kira2 yang sudah mengajarinya?"
Sang suami lalu berkata, "Saya bangun pagi2 sekali hari ini dan membersihkan jendela kaca kita."
Begitulah kehidupan. Apa yang kita lihat pada saat menilai orang lain tergantung pada lewat kacamata mana kita memandangnya.
Suaminya menoleh, tetapi hanya diam dan tidak memberi komentar apapun.
Sejak hari itu setiap tetangganya menjemur pakaian, selalu saja sang istri memberikan komentar yang sama tentang kurang bersihnya si tetangga mencuci pakaiannya.
Seminggu berlalu, sang istri heran melihat pakaian2 yang dijemur tetangganya terlihat cemerlang dan bersih. Diapun berseru kepada suaminya: "Lihat, sepertinya dia telah belajar bagaimana mencuci dengan benar. Siapa ya kira2 yang sudah mengajarinya?"
Sang suami lalu berkata, "Saya bangun pagi2 sekali hari ini dan membersihkan jendela kaca kita."
Begitulah kehidupan. Apa yang kita lihat pada saat menilai orang lain tergantung pada lewat kacamata mana kita memandangnya.
Posted by admin